Film ini dibintangi oleh Kirsten Dunst yang berperan sebagai Eden
Moore dan Jim Sturgess yang berperan sebagai Adam Kirk. Film ini
berkisah tentang percintaan antara Adam dan Eden yang terpisah karena
gaya gravitasi karena keduanya berada di dunia berbeda. Adam tinggal di sebuah dunia bawah yang penuh dengan ketragisan hidup
dan kemiskinan sementara Eden tinggal di dunia atas yang penuh dengan
kemewahan dan peradaban yang lebih maju dari dunia bawah. Namun, dunia
atas ini dibangun dari kecerdasan orang-orang dari dunia bawah. Dari dunia atas dan bawah tersebut, dipisahkan oleh gravitasi.
Sehingga, jika Adam pergi ke dunia Eden, jika tidak menggunakan alat
bantu, maka Adam akan jatuh ke dunianya. Begitu juga sebaliknya.
Otomatis, mereka sering bertemu di sebuah puncak bukit diantara kedua
dunia tersebut.
Uniknya, tanpa alat bantu, jika mereka bertemu, mereka tidak bisa
bertatap muka selayaknya. Namun, untuk bertemu di bukit itu, Adam selalu
melihat Eden dengan posisi menengadahkan kepala, begitu juga dengan
sebaliknya. Uniknya lagi,dari dunia yang berbeda tersebut, dunia atas menerapkan
aturan bahwa masyarakat di dunia bawah dan dunia atas tidak boleh
bersatu. Namun demikian, dalam dunia tersebut, terdapat sebuah
megakorporasi yang mana, pegawainya dari dunia atas dan dunia bawah.
Adam dan Eden sendiri bekerja di perusahaan yang bernama Transmirer
tersebut. Karena mereka saling mencintai, seringkali Adam membuat alat bantu yang
dipasang di kaki dan badan berupa magnet agar Adam bisa bisa berada di
dunia atas dan bisa menemui Eden, dengan resiko, akan tertangkap oleh
polisi dari dunia atas. Namun, alat bantu tersebut tidak bisa bertahan
lama. Kadang, jika sudah akan tidak aktif, alat tersebut terbakar di
tubuh Adam. Bayangkan saja, jika alat tersebut tidak aktif, maka Adam
akan ditangkap polisi dari dunia atas.
Untuk menghindari itu, Adam seringkali melarikan diri dari kejaran
polisi. Cara aman untuk menghindar dari mereka tidak lain melepas alat
bantu tersebut dengan resiko, Adam akan terjatuh ke dunia bawah dari
dunia atas karena, meski Adam berada di dunia atas, gravitas dunia bawah
berlaku bagi Adam.
Di perusahaan Transmirer tersebut, Adam memiliki seorang rekan bernama
Bob Bochukovits. Dengan rekannya tersebut, Adam membuat suatu formula
atau zat agar manusia dari dunia bawah tersebut bisa terbebas dari
hukum gravitasi. Singkatnya, setelah formula tersebut selesai dibuat,
Adam dan Eden pun menggunakan formula tersebut. Sehingga, akhir cerita
bisa ditebak. Adam pun bisa melanjutkan hubungannya dengan Eden tanpa
harus terhalangi hukum gravitasi.
Ide cerita film tersebut memang bagus dan merekam hal-hal di luar
pikiran alam pikiran manusia pada umumnya tentang sebuah relasi. Namun,
di akhir cerita, tidak dikisahkan mengenai penghapusan aturan yang
melarang relasi manusia dari dunia atas dan dunia bawah, meski Adam dan
Eden sudah tidak terhalang gravitasi. Film Upside Down ini lebih menyelesaikan masalah relasi percintaan
antara Adam dan Eden yang keduanya terhalang hukum gravitasi. Sedangkan
masalah aturan yang memberlakukan mereka tidak boleh bertemu dan
berelasi, itu tidak dijelaskan.
Film ini sendiri tergolong science fiction meski unsur drama cinta
begitu kental dalam film ini. Mungkin hal itu juga yang membuat sang
sutradara tidak mengisahkan tentang penghapusan aturan yang melarang
manusia dari dunia atas dan bawah bertemu.
Karena film ini tergolong science fiction, maka pemandangan dan latar
film banyak menampilkan pemandangan futuristik. Seperti halnya, kita
akan melihat bahwa di atas dunia bawah, yang tampak bukan langit,
melainkan sebuah kota atau dunia yang dinamakan dunia atas. Begitu juga
dengan sebaliknya.
Selain itu, diatas puncak bukit tertinggi di dunia bawah, kita tidak
akan melihat langit, namun kita akan melihat puncak bukit dari dunia
atas. Singkat kata, film ini banyak menampilkan hal-hal serba terbalik.
0 komentar:
Posting Komentar